Saat Bersama Mu
Pagi ini aku merasa
sangat letih karena sudah beberapa hari ini aku harus bekerja ekstra dan terlalu
banyak event yang harus aku tangani.
Mulai dari event kampus hingga event-event lomba yang harus diajukan.bebrapa
hari yang lalu aku didapuk menjadi panitia dalam acara pagelaran seni yang di
adakan oleh provinsi Bandung dan kebetulan kampus ku mendapat jatah untuk
mendirikan sebuah stand di sana.
Acara ekspo ini akan
dibuka pada hari minggu pagi tepatnya pukul 09.00 . Sedangkan ini sudah h
ari Sabtu siang, aku kebingungan untuk mendesain stand dan beberapa produk yang akan aku tampilkan. Untung saja aku memiliki rekan-rekan yang baik dan mau berkertja sama dengan ku dalam pelaksanaan acara ini. Akhirnya malam ini aku akan membuat semua produk yanng akan ditampilkan esok dan aku harus lembur semalaman untung saja ditemani oleh beberapa teman-teman dan ada junior juga yang turut membantu dalam kesuksesan acara ini.
ari Sabtu siang, aku kebingungan untuk mendesain stand dan beberapa produk yang akan aku tampilkan. Untung saja aku memiliki rekan-rekan yang baik dan mau berkertja sama dengan ku dalam pelaksanaan acara ini. Akhirnya malam ini aku akan membuat semua produk yanng akan ditampilkan esok dan aku harus lembur semalaman untung saja ditemani oleh beberapa teman-teman dan ada junior juga yang turut membantu dalam kesuksesan acara ini.
Hari sudah semakin sore
saatnya aku meyiapkan semua barang yang dibutuhkan untuk bekerja nanti malam.
Saat pembagian tugas kerja sella bertanya kepada para junior siapa saja yang
akan membantu aku nanti malam di kampus. Kebanyakan dari meraka yang dapat membantu dan
kebanyakan dari mereka adalah laki-laki. Aku tersenyum bahagia saat aku melihat
sosok andre yang menunjuk langit karena ia ingin membantu ku.
Ya andre merupakan
sosok laki-laki yang begitu sederhana dengan segala kepolosannya dan
kebodohannya. Aku mulai menyukainya saat
kita sering bersama tapi sayangnya ia tidak tau apa yang aku rasakan, dan aku
juga berharap bahwa ia tidak tau perasaaan ini. Karena akan ada bencana besar
yang datang apabiila ia mengetahui perasaan ini .bukan karena kita berdua yang
dikutuk untuk tidak dapat bersama, namun karena memang peraturan yang
mengatakan itu. Sebuah peraturan yang mengikat
para anggotanya untuk patuh dan
taat serta menjalakan peraturan itu. Ya peraturan di organisasi ini memang
ketat yang mengharuskan para anggotanay untuk tidak menjalin cinta kasih
diantar mereka. Menurut ku ini adalah sebuah peraturan yang sanngat menyiksa
batin setiap anggotanya. Namun harus
bagaimana lagi setiap hal yang diambil itu pasti akan ada konsekuensi lain yang harus di dapat.
Seluruh anggota yang
dapat menginap malam ini memang aku suruh untuk pulang terlebih dahulu untuk
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Aku menunggu mereka di kampus dengan
hati yang cemas karena aku hanya menunggu seorang diri di kampus sebesar ini namun
mereka tak juga kunjung datang. Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara dari
kejauhan “kaaaakkkkkk maaf ya kakak jaei lama nunggunya” aku hanya tersenyum
tipis sambil memandang ke arah fajar.
“mana teman-teman mu
yang lain ?”, tanya ku dengan nada rendah.
“itu kak kalau Ewan
lagi di jalan, terus adre katanya lagi makan kakak”, jawaab fajar dengan nafas
yang terengah-engah karena baru saja lari.
“oh yaudah sana masuk
aja dulu, kakak nungguin yang laen disini” pinta ku pada fajar.
Sembari menunggu mereka
datang aku dan seorang sahabat ku yang baru saja datang kami berjanyi bersama
sambil memandng indahnya suasana sore di kampus ini, tanpa terasa aku larut
dalam suasana sore itu. Tanpa aku sadari ternyata andre sudah duduk disampingku
sambil menikmati indahnya suasana sore hari ini.
“eh dek andre udah
datang to ?” sapa teman ku nadia
“hehe iya kak baru aja
datang, maaf lama soalnya rumah saya jauh dan tadi baru selesai makan” jawabnya
dengan sopan.
Aku hanya tersenyum
sambiil memandang senyumannya yaang idah itu. Tiba-tiba kawan ku mengajak aku
untuk menganbil barang-barang di kosan ku yang nanti akan digunakan untuk
membuat makanan. Lalu aku dan nadia mengambil barang-barang di kosan ku dan
dibawa ke kampus.
“vani barang-barangnya
cuma ini ?
“iya cuma itu emang
kurang ?
“iya ni kuraang
saringan santan 1 aja”
Setelah selesai
menyiapkan barang-barang saatnya membawa
semua barang ini ke kampus. Kita hanya dua orang mengambil barang-barang
sebanyak ini hasilnya saat membarang
barang-barang ini harus pelan-pelan membawanya dan saat di jalan banyak yang
memperhatikan kita berdua karena barang-barang yang kita bawa seperti orang
yang mau pindahan. Kita membawa barang-barang seperti
wajan,panci,baskom,kukusan dan oeralatan dapur yang lain, pantas saja mereka
memperhatikan kita, meraa tidak hanya memperhatikan barang-barang yang kita bawa namun juga memperhatikan
cara kita membawa yaitu dengan sistim
sekali angkut.
Sesampainya di kampus
andre dan fajar langsung membantu kita membawa barang-barang itu ke dalam.
Sepanjang jalan menuju ke dalam kampus mereka berdua terus menggerutu karena
banyaknya barang yang harus dibawa dan banyakknya makanan yang harus diabuat
malam ini.
“jangan mengeluh, masa
kalian kalah sama kita” kata ku dengan semangat .
“ya pantas kalah kakak,
kalian kan wanita jadi-jadian” jawab fajae sepontan.
Aku dan nanda hanya
tersenyum kecil ke arah mereka.
“kak ini langsung
tarruh di dapur ya ?” tanya andre pada ku.
Aku hanya mengangguk
sembari tersenyum ke arahnya. Adzan magrib sudah berkumandang di masjid samping
kampus ku. Lalu kami ber 4 sama-sama sholat magrib berjamaah dan andre yang
menjadi imam. Yaa aku berharap bahwa ia juga dapat menjadi imam ku “amin” kata
ku dalam hati. Kami berencana memulai membuat makanan setelah sholat isya karena rata-rata dari kami beum makan makan malam.
Waktu sudah menunjukkan
pukul 19.30 lalu kami memulai pekerjaan. Selama bekerja kami hanya bercanda dan
membicaarakan hall-hal yang indah dan
lucu. Tak terasa semua makan sudah jadi dan hanya menungguu proses
pecking. Karena produk makanan yang kami
buat tidak dapat langsung dipecking maka kami harus menunggu makanan itu
dingin.
Aku menyuruh mereka
bertiga untuk tidur sejenak sabil menunggu makanan dingin. Dengan cepat aku
melihat mereka sudah tertidur dengan lelap, aku hanya memandng kepada satu
titik yang terasa jauh disana padahal ia sangat dekat dengan aku yaitu sosok
andre. Aku segera meenghetikan lamunan ku itu dan keluar untuk melihat bintang
di langit. Udara dingin sangat menusuk tulang ku, aku sangat kedinginan di
luar. Tiba-tiba ada seseorang dari belaakang yang mengenakan jaket kepada ku.
Aku sangat terkejut karena mulanya aku kira ia adalah makhluk halus.
“eeehhh.... Andre maksih ya”
“iya kak sama-sama, kog
kakak nggak tidur?”
“belum ngantuk aja,
kamu kan tadi udah tidur kenapa keluar?”
“nggak tau ni,
tiba-tiba aja kau ngerasaain sesuatu yang emang harus aku ungkapin malam ini”
“emang mau ungkapin apa
?”
“aku laper kak pengen
makan, temenin aku yuk kak”
“ealah dasar adik yang
manja”
Kami berdua keluar
kampus dan mencari warteg terdekat dengan kampus. Karena sudah larut malam jadi
pengunjung warteg sudah sedikit dan suasananya menjadi sepi.
“kak”
“heeeem”
“kakak pernah suka sama
seseorang nggak sih”
“ya pernahlah, emang
kenapa? Kamu lagi suka sama seseorang gapapa cerita aja ?”
“haha iya ni kak, tapi
kenapa ya keadaan yang membuat rasa suka dan sayang aku pada orang itu menjadi
serba sulit.”
Aku makin penasaran
dengan cerita andre dan aku hanya mendengarkannya sambil mengangguk atau
memberi isyarat yang lai.
“yaudah cerita aja dari
depan sampai belakang kakak bakal dengerin kog dan akan kasih saran.”
“gini lho kak
ceritannya itu aku suka sama seseorang
tapi tu keadaaan yang menuntut kita nggak bisa bersatu, tapi aku juga nggak tau
perasaan dia sebenarnya gimana sama aku, selama berhari-hari aku selalu
mengingat dan memikirkannya dan mencari-cari cara abgaimana cara agar ia
tau bahwa ssebenarnya aku tu sayang kak
sama dia”
“beruntuung ya wanita
itu” aku menjawab dengan nada rendah dan sebenarnya aku merasa kecewa dan sakit
hati.
“bukan wanita itu yang
beruntung kak tapi aku yang beruntung karena telah dipertemukan dengan dirinya,
tapi mengapa keadaan tidak bersahabat dengan kami,rasanya aku pengen banget
ngungkapin perasaan aku sama dia sekarang kak tapi gimana ya , menurut kakak
gimmana ?”
“ya gak papa ungkapin
aja sekarang kalau memamng itu membuat
kamu lega”
“rasa pertama ku
berjumpa dengan mu hanya biasa saja tapi entah mengapa semakin lama ku dengan
mu aku semakin merasakan dengan kuat
getaran-getaran itu, tapi mengapa keadaan menghalangi perasaan yang indah ini,
apa kah engkau juga merasakan hal yang sama ?”
“mungkin saja bila ku
dapat memutar waktu aku akan memilih tidak bertemu dengan mu, posisi ku sungguh
sulit, sulit antara mempertahankan perasaan ini dan mempertahankan konsistensi
dan profesionalitass. Mungkin perasaan itu tidak ditakdirkan untuk saat ini,
untuk hari yang lebih indah pada masa yang akan datang”
“bila jawaban sudah
terucap mau berbuat apa lagi, aku hanya bisa menanti sampai keadaan yang idah
itu datang dengan sendirinya, dan aku dapat melewati keadaan yang indah itu
bersama mu”
“bila konsistensi satu
sama lain dapat terpenuhi maka saat yang diimpikan itu akan segera terwujut”
Aku hanya dapat
membuang jauh-jauh pandangan ku keeeerang jalan sana sambil menahan air mata.
Lalu aku segera berjalan menuju kampus dan meninggalkan andre sendiri, sekarang
aku tau perasaannya dan ia juga telah mengetahui perasaan ku.
Sejak malam itu sikap
andre berubah kepada ku, sikapnya yang tadinya hanya malu bila bertemu dengan
ku sekarang ia menjadi lebih perhatian pada ku. Walau aku tidah ada status
apapun dengannya tapi kami nyaman menjalani hari-hari ku bersamanya.
~END~
Komentar
Posting Komentar